Young Hipnotis Club Kediri

prestasi |

* Hibur Anak Panti Asuhan, Beri Motivasi jelang Unas

"Hipnotis bukan gendam," ujar Nur Cahyo, mahasiswa semester IV jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) Kediri, kepada wartawan koran ini, Sabtu lalu (6/4).

Anggapan masyarakat yang negatif terhadap hipnotis membuat Cahyo mengelus dada. Dia ingin menghapus pandangan keliru itu. Makanya, Cahyo bcrsama Andre Syahputra, Hana Humaira, dan Septi Rahayu, memutuskan mendirikan Young Hipnotis Club pada 13 Januari 2013.

Anggotanya adalah anak-anak muda. “Anggota kami mulai anak usia 13 tahun hingga 23 tahun," ungkap Cahyo.

Di awal pendiriannya, hanya empat anak muda yang bergabung. Cahyo menjadi trainer. Kemudian, Andre dinobatkan sebagai ketua. Hana menjadi humas. Septi didapuk sebagai bendahara.

Setelah berjalan tiga bulan, jumlahnya melonjak drastis. Sekarang, anggotanya mencapai puluhan remaja. "Sekitar 50 anggota Young Hipnotis Club," ujar Cahyo.

Misi utama Young Hipnotis Club adalah mengubah pandangan masyarakat. Mer­eka berusaha keras meyakinkan bahwa hipnotis tidak negatif. Namun justru dengan hipnotis hanyak manfaatnya. Seperti untuk metode penyembuhan maupun memotivasi.

"Semua orang bisa menghipnotis tetapi tidak semua bisa dihipnotis," sambung Andre, ketua Young Hipnotis Club.

Dalam hipnotis, orang yang akan dihipnotis harus mau. Mereka harus bersedia menerima sugesti dari orang yang akan menghipnotis.

semakin orang itu mau disugesti maka dia akan cepat terhipnotis dan sebaliknya. "Jika tidak mau dihipnotis maka tidak akan bisa." timpal Andre.

Selain itu meski dalam kondisi terhipnotis orang tersebut masih sadar. Mereka akan melakukan apa yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Tidak bisa orang dihipnotis membuka aibnya atau membocorkan sesuatu yang tidak ingin dia katakan," kata Andre.

Jika diperintah hal-hal yang tidak wajar, orang terhipnotis akan menolak. Seandainya hal itu terjadi, maka hipnotis tidak akan berjalan. "Hipnotis membuat orang tenang dan lebih rileks," urainya.

Karena itu, hipnotis berbeda dengan gendam. Sebab dalam gendam, orang tidak bersedia masih bisa dipengaruhi. Kemudian, barang-barang yang dirniliki orang tersebut bisa diambil. "Kalau di­hipnotis itu orangnya sadar,” jelasnya.

Karena anggota Young Hipnotis Club adalah anak muda yang ma­sih duduk di bangku SMP hingga kuliah, mereka tidak mementingkan kebutuhan materiil. Karena itu, misinya lebih mengedepankan membantu sesama dibandingkan uang.

Untuk itu, Andre dkk sering tarnpil di panti asuhan-panti asuhan di Kediri, pondok pesantren, dan sekolah. "Kami ingin menjelaskan tentang hipnotis yang sebenarnya dan memberikan hiburan," sambung Hana Humaira, humasnya.

Di dalam hipnotis ada juga muatan hiburan. Anak-anak panti asuhan dan sekolah diajak praktik hipnotis. Mereka diajak bermain tangan lengket. Anak-anak diminta menggenggam tangannya. Kemudian, mereka disugesti jika tangannya direkatkan dengan lem.

Semakin lama lem akan semakin lengket 100 kali lipat. Setelah itu, anak-anak tersebut diminta mem­buka tangannya. Tiba-tiba tangan anak tersebut seperti kena lem dan sulit dilepas.

"Sebenarnya tidak ada lem, tetapi karena anak-anak kena sugesti tadi mereka seperti kena lem," ungkap Hana sambil tersenyum.

Yang menarik, Hana, Septi, dan Andre adalah siswa SMKN di Kota Kediri. Hana dan Septi, siswi kelas XII SMKN 2 Kediri. Sedangkan Andre, siswa SMKN 1 Kediri. Sebentar lagi, ketiganya akan mengikuti ujian nasional (unas).

Namun, anak-anak muda itu juga membantu rekan-rekannya di salah satu SMK swasta di Kota Kediri yang akan mengikuti unas. Mereka menghipnotis untuk memberi motivasi agar bisa sukses dan lulus. "Mudah-mudahan, kami juga sukses unas nanti," ujar Hana.

Dengan bergabung Young Hipnotis Club, Hana dkk merasa lebih percaya diri. Mereka berlatih seminggu sekali di salah satu rumah kompleks Perum Wilis, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Latihannya setiap hari Minggu. "Kami harus sekolah. Jadi Minggu adalah waktu yang longgar,” ujarnya.

Untuk mendalami hipnotis, para remaja itu beiajar dan buku-buku. Tak jarang mereka mendatangkan trainer dan mengikuti seminar tentang hipnotis. "Mudah-mudahan hipnotis bisa diterima masyarakat," harap Hana.

Kediri, Radar