Lezatnya Penyetan Joyoboyo Kediri Yang Diramu Air Kelapa

Kediri Dalam Berita | 11/11/2019

logo

KEDIRI- Bandar Penyetan Joyoboyo merupakan salah satu warung kuliner model lesehan kaki lima di ruas jalan Joyoboyo, Kota Kediri yang tidak pernah sepi.

Sekilas tidak ada yang istimewa dari warung lesehan di depan pertigaan utara SMPN 3 Kediri itu. Menunya standar seperti warung penyetan lain. Nasi uduk, ayam goreng, sambal, berikut serundeng dan lalapan.

Namun kunjungan para penyuka menu lalapan nyaris tak berhenti. Bandar Penyetan Joyoboyo memiliki menu daging ayam, paru goreng, babat goreng,ati ampela, lele, hingga bebek goreng yang berbeda.

Selain kuat di gurih, serat daging yang disajikan lebih empuk dan keset. “Rahasianya ada di air kelapa, ”terang Sendi, pemilik lesehan Bandar Penyetan Joyoboyo.

Lelaki yang akrab dipanggil Odi ini memilih menggunakan air kelapa sebagai penguat rasa. Caranya sederhana. Sebelum digoreng garing, ia merendam daging ayam, paru, ampela berikut yang lain ke dalam larutan air kelapa yang sudah bercampur bumbu rempah dalam waktu tertentu.

Odi tidak menyangkal melibatkan MSG dalam proses mengolah makanan. Namun proporsi yang ia campurkan terbatas, tidak sebanyak pedagang makanan pada umumnya. “Makanya gurihnya menu penyetan di sini berbeda dan pastinya sehat, ”terang pria asal Mojokerto itu.

Odi yang bertempat tinggal di Kelurahan Semampir, Kota Kediri itu mengaku tidak memiliki latar belakang pendidikan formal tata boga (kuliner). Bagi pria yang sebelumnya berprofesi sebagai banker itu, memasak hanyalah hobi.

Pasca resign dari salah satu bank BUMN, Odi pun merantau ke Lombok Timur, NTB dan berjualan cilok. Saat pindah ke Mataram ia ganti berjualan pecel Kediri dan sambal tumpang. Di sanalah, pria 35 tahun tersebut kemudian mengembangkan usaha kulinernya dengan membuka rumah makan masakan nusantara dan jepang.

Dalam perjalanannya ia memperkerjakan dua chef profesional. Tidak hanya menjadi bos, Odi memanfaatkan kesempatan tersebut untuk belajar secara diam-diam bagaimana mengolah makanan secara benar, menghasilkan rasa yang enak dan sehat.

“Satunya (chef) pernah bekerja di hotel and resort. Satunya pernah ikut bekerja di Chef Juna. Jadi resep ini saya dapat dari para chef profesional, ”ungkapnya.

Usaha kulinernya pun berkembang pesat. Sayang, bencana gempa bumi yang terjadi tahun lalu memaksanya pulang kampung. “Ini baru buka warung lesehan di sini sekitar 6 bulan yang lalu. Alhamdulillah bisa bersaing dengan pemain lama, ”katanya.

Meski hanya penyetan sederhana, terbukti masakan bikinan Odi banyak yang meminati. Saat ini ia juga sedang mencoba mengeksplorasi kemampuan platting (menata makanan di atas piring) untuk makanan-makanan nusantara yang sederhana.

“Saya pengen ke depannya bisa buka franchise yang dikelola keluarga. Menunya ya yang seperti ini, sederhana ala kaki lima tapi rasa bintang lima, ”katanya penuh harap.

Lalu berapa bandrolnya?. Untuk harga penyetan Odi mematok harga Rp 11 ribu hingga Rp 17 ribu per porsi. Disini pembeli bisa meminta tambahan menu pelengkap seperti sambal, serundeng hingga tahu atau terong goreng dengan biaya tambahan yang relatif murah.

Lesehan berspanduk kuning itu  buka setiap hari mulai pukul 19.00 WIB hingga tengah malam. Namun karena ramainya kunjungan, pukul 21.00 WIB pun sudah ludes tak tersisa. “Biasanya paling ramai kalau Hari Minggu, atau pas awal bulan, ”pungkasnya.