Jurus Kata Karate Aghnia Zamzami Jadi Jawara Se-Jawa Timur

prestasi |

       Sore itu (10/4), seorang gadis kecil berambut kuncir terlihat sedang duduk tenang di ruang tamu. Di depannya ada piano besar. Dengan lincah jari-jari kecilnya menari di atas tuts piano itu.

        Sebuah alunan musik ceria lalu terdengar dari dalam rumah di kompleks perumahan Mojoroto Indah, Kota Kediri tersebut. Irama piano dengan judul 'BintangKejora' dimainkannya sampai selesai tanpa kesulitan. "Masih belajar kok. Tapi sudah bisa banyak lagu lho," ujarnya dengan wajah imutnya.

        Mengenakan kaus kuning dengan celana pendek biru, gadis kelahiran 11 Desember 2004 ini memang seperti anak seusianya. Tingkahnya masih lugu. la pun tampak malu-malu saat ditanya seputar dirinya. Namun sikapnya berubah percaya diri ketika diminta menceritakan hobi favoritnya Karate. Ya, Aghni Zamzami, putri kelima pasangan Muhammad Shulton dan Cahya Wuri Handayani ini memang suka karate. Bahkan bukan hanya suka, bisa dibilang Agh­ni sudah jago. Hal itu terlihat saat ia berganti kostum.

      Dengan baju dogi putih dan sabuk biru melingkar di pinggangnya, Aghni, begitu siswi kelas 2 SDN Banjaran IV ini biasa disapa, langsung tampil sangar. Alisnya berkerut. Mimik mukanya berubah serius. Den­gan tangan mengepal, ia terlihat bersiap mempraktikkan jurus-jums karate. "Aaaaa..." sebuah pukulan dan tendangan kombinasi, sandan, yondan dan gondan dengan gesit ia lesakkan. Kesan kekanak-kanakan langsung hilang. Sikapnya tegap dan lugas.

      Apalagi saat melakukan ten­dangan dengan tumit kanan sebagai ujung serangan. "Aku paling suka kikome ini. Gayanya asyik," ujar bocah 8 tahun ini sembari berulang-ulang mempraktikkan tendangan kikome itu. Di lihat dari gerakkannya, Aghni memang bukan pemula di dunia karate. Ternyata, sejak umur saru tahun, ia sudah belajar karate di tempat latihan Pabrik Gula (PG) Ngadirejo, tempat kerja sang bapak yang waktu itu menjadi Administratur (Adm).

       Sejak saat itu, grafiknya selalu naik. Bahkan, beberapa tingkat ia lalui dengan cukup cepat. Karena menunjukkan kemajuan pesat dalam latihan, Aghni tak perlu melewati sabuk kuning. Dari sabuk putih langsung loncat ke hijau. "Daripada yang lain memang lebih menonjol bakatnya," ujar Dian Kartikaningrum, sang sinpe (pelatih).

        Awalnya, Aghni sedikit mind­er karena harus bersaing dengan para murid laki-laki. "Aku satu-satunya yang perempuan," urainya dengan logat centilnya. Karena berada di lingkungan yang mayoritas laki-laki, Aghni pun belajar komite, seni bertarung karate. Namun setelah menyadari bakat besar Aghni, sinpe Dian lantas mengarahkannya ke Kata, yang lebih menekankan pada gerakan jurus.

       "Justru Kata sebenarnya lebih sulit. Karena gerakannya harus mantap. Anaknya emang moody, tapi kalau sudah serius latihan, bakatnya langsung kelihatan," ujar Dian yang mendampingi Aghni berlatih di rumahnya.

       Makanya tak salah, dengan bekal yang sudah mumpuni, Aghni yang selalu serius berla­tih dua kali, seminggu mendapatkan juara I di Piala Dinas Pendidikan Jombang 6-7 April lalu. Kejuaraan ini diikuti siswa-siswi seluruh Jatim. Mulai dari Surabaya, Jombang, Bojonegoro, dan sekitarnya.

        Berlomba di nomor Kata perorangan tingkat SD, Aghni mendapat suntikan motivasi. Hal itulah yang membuatnya jadi juara."Dulu nggak ada ibu, juara III. Kemarin itu, karena ditunggui ibu akhirnya juara I ya," ungkapnya dengan mata berbinar.

        Tahun lalu, sekitar Mei 2012, dikompetisi yang sama Aghni me­mang meraih juara III Kata perorangan tingkat S1. Sebuah piala karateka pun ia pegangi dengan bangga. Apalagi, saat perlombaan di GOR Merdeka, Jombang dipadati banyak orang.

       Aghni pun harus melakukan show Kata hingga enam kali untuk menyisihkan para pesaing. Padahal setiap Kata yang ditampilkan butuh waktu sekitar 10 menit. "Capek. Tapi seneng," tandasnya. Ke depan, Aghni bertekad akan terus berlatih. Selain terus mengupgrade sabuknya, ia berjanji selalu berasaha lebih baik lagi. Bukan hanya bersiap untuk kompetisi selanjutnya, tetapi juga sebagai komitmen menyeriusi olahraga bela diri asal Jepang ini. "Pengen terus berlatih, biar tambah bagus gerakannya. Hy-aak….," ujarnya bersemangat sem­bari melesakan pukulan ke udara khas karateka.

Kediri, Radar