Solar Cell SMKN1 Siap Terangi Kota Kediri

pengumuman | 28/01/2013

      Berbagai karya siswa SMKN 1 Kediri semakin mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Selain perakitan mobil, teknologi solar cell hasil karya siswa SMKN 1 juga akan digunakan sebagai tenaga untik lampu penerangan jalan umum (LPJU) di Kota Kediri.

       Kepala SMKN 1 Kediri Gatot Sukarno mengatakan, ide awal peraki­tan PJU menggunakan solar cell berasal dari Walikota dr. Samsul Ashar. Hal tersebut diucapkan Samsul saat kegiatan Dies Natalis SMKN 1. "Saat ini sudah ada tiga titik solar cell buatan siswa SMKN 1 Kediri. Dua titik dihalaman balai kota, dan satu titik di rumah dinas," ujamya.

       Sebagai tindak lanjut program tersebut, Walikota Samsul Ashar yang datang ke SMKN 1 pada Rabu [23/1] lalu kembali meminta SMKN 1 untuk memberi pelatihan solar cell pada masyarakat. Sehingga, teknologi tersebut bisa dibagikan pada masyarakat luas.

       Menyambut hal ini, Gatot menyebut SMKN 1 siap melaksanakan program tersebut. Saat ini, sekolahnya mempunyai banyak tenaga terampil yang bisa merakit solar cell menjadi LPJU. Beberapa di antara mereka akan didapuk mengajari masyarakat untuk menularkan teknologi itu.

        Tak hanya solar cell, Gatot menyebut sekolah yang dipimpinnya juga siap untuk memberi pelatihan desain grafis dan berbagai keterampilan lain yang dikuasai siswa SMKN 1. "Kami sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk realisasi pelatihan ini. Kami merasa senang karena SMKN 1 bisa langsung memberi kontribusi pada masyarakat," bebemya.

        Selain solar cell, Gatot menyebut ada banyak keahlian siswa SMKN 1 Kediri. Misalnya, jasa instalasi jaringan komputer, jasa pemembangun web, mendesain dan menyablon kaos. Kemudian, ada pula jasa perencanaan dan pengawasan proyek konstruksi, pembuatan miniatur bangunan, hingga desain interior dan eksterior yang dikuasi oleh siswa dengan kompetensi keahlian teknik gambar bangunan.

       Tak hanya itu, siswa dengan keahlian teknik audio video juga bisa melakukan perbaikan alat-alat elektronik, pemasangan CCTV. Ke­mudian, siswa dengan keahlian teknik konstruksi kayu dan batu beton bisa membuat mebelair, kusen jendela dan pintu, pemetaan, hingga tes mutu beton.

        Gatot mengatakan, dengan dihapusnya program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), tidak berarti program dan produk unggulan yang telah ada juga ikut dihapus. Makanya, Gatot me­minta dukungan dari pemkot terutama dari Walikota Kediri Samsul Ashar agar program-program tersebut bisa terwujud. "Tentunya, kami akan terus berinovasi untuk melakukan berbagai pengembangan. Mulai dari SDM, sarana dan prasarana hingga pengembangan siswa," tegasnya.

Kediri, Radar