Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa budi daya tanaman secara hidiroponik kini semakin diminati di daerah ini terbukti jumlah pembudi daya semakin banyak, terlebih di masa pandemi COVID-19.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Selasa mengemukakan bahwa pemerintah kota kini berupaya mengoptimalkan lahan yang ada termasuk untuk budi daya tanaman hidroponik.

Karena itu,  ia  mengapresiasi, karena budi daya ini juga menjadi rujukan pembelajaran bagi pembudi daya baru maupun mahasiswa magang. 

"Kegiatan magang ini bisa jadi ajang tukar ilmu dan pengalaman antara mahasiswa dan petani. Saya harap nantinya akan ada pengetahuan baru yang masuk dan mempercepat perkembangan pertanian di Kota Kediri," kata Wali Kota.

Di Kota Kediri, budi daya tanaman hidroponik cukup pesat. Sejak 2019 hingga kini terdapat 38 petani hidroponik dengan total 50.000 titik tanam. Diperkirakan, pada 2022 jumlah titik tanam mencapai 100.000 titik. Angka tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Mohammad Ridwan menambahkan, budi daya hidroponik banyak diminati karena harga yang tidak  fluktuatif.

Dengan demikian, petani hidroponik mampu bertahan, termasuk  untuk mendukung pemulihan ekonomi. 

"Karena memang masa tanam singkat dan perputaran modal yang cepat. Jadi hidroponik dapat menjadi opsi," katanya.

Ia mengakui banyak kegiatan budi daya hidroponik di Kediri menjadi lokasi pembelajaran, karena sistemnya yang menarik dan dinilai berhasil. 

Salah satu lokasi pembelajaran  adalah di Komunitas Hidroponik Kota Kediri (Kohikari) binaan DKPP Kota Kediri. Di tempat ini, banyak yang berkunjung termasuk mahasiswa yang ingin belajar tentang budi daya hidroponik.

Sebanyak 21 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta jurusan Agroteknologi misalnya, belajar langsung di beberapa green house di Kota Kediri selama dua pekan. Kegiatan yang dibagi menjadi dua gelombang ini merupakan hasil kerja sama Kediri Lebih Makmur (KLM) AgroHub Kota Kediri, yang termasuk dalam Komunitas Hidroponik Kota Kediri (Kohikari), dengan UNS.

Dipilihnya Kota Kediri menjadi lokasi pelatihan mahasiswa ini karena  hanya Kota Kediri yang sudah memiliki kurikulum pembelajaran hidroponik.

Kurikulum tersebut dirangkum oleh Agus Fatoni, salah satu anggota Kohikari yang juga pegawai DKPP Kota Kediri. Kurikulum terdiri dari beberapa materi mulai dari persiapan tanam sampai hal-hal yang perlu diperhatikan pada pertanian hidroponik.

Ketua Kelompok Magang Industri Bramantyo Bagus menyampaikan selama sembilan hari terjun langsung, mereka langsung praktik mulai dari persiapan tanam hingga pemasaran hasil hidroponik. Ada banyak ilmu tambahan yang mereka dapatkan meskipun sebelumnya mereka juga sempat ikut mengelola green house yang ada di kampus.

Mereka juga diberi pelajaran mengenai pembuatan nutrisi nutrisi makro dan mikro dan cara mencapai target unsur tertentu.