Pameran Keris dan Seni Rupa

berita | 18/08/2017

Ratusan beragam keris dari berbagai tangguh nampak berjajar rapi dipamerkan di area Kediri Town Square Kota Kediri, Jum’at (18/8). Tangguh keris yang di pamerkan adalah tangguh panjalu (Kadiri), singosari, majapahit, tuban, hamengkubuwono dan pakubuwono. Adapun keris yang tertua adalah keris yang berasal dari abad ke 8 masehi. Pameran ini di hadiri oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar beserta Forkopimda Kota Kediri, Sekjen Senopati Nusantara Nur Jiyanto atau yang akrab disapa Gus Poleng, Ketua Paguyuban Tosan Aji dan Keris Joyoboyo Imam Mubarok atau yang akrab disapa Gus Barok beserta anggota, peserta pameran dari 5 paguyuban tosan aji se karesidenan kediri dan 72 trader keris dari seluruh nusantara. Kedatangan tamu undangan yang hadir dalam acara pameran ini langsung disambut oleh pementasan Tari Remo dari siswi-siswi SMP Pawiyatan Daha 1 kediri.
Mas Abu, sapaan akrab Walikota Kediri itu menyampaikan bahwa acara pameran ini berasal dari inisiatif para pecinta keris di Kota Kediri yang menggandeng pemkot kediri untuk memperingati hari jadi Kota Kediri dengan bersama-sama menguri-urikan Keris sebagai budaya asli Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia non benda pada 25 November 2005.

Dipilihnya mall sebagai lokasi pameran adalah untuk mengedukasi masyarakat bahwa keris adalah budaya yang luar biasa. “Ini bukan hal mistik, tapi keris adalah wujud dari kemajuan teknologi yang sudah di dalami oleh para empu pada jamannya dahulu. Pemkot juga mendorong generasi penerus harus tahu bahwa kita punya senjata pamungkas dengan nama keris yang pernah dipakai para pahlawan. Ini warisan budaya nenek moyang yang harus di lestarikan,” ujar Mas Abu.
Mas Abu berharap dengan semakin banyaknya generasi penerus yang menguri-uri budaya bangsa, Mas Abu yakin keinginan Presiden RI ke-3 B.J. Habibie yang menyatakan Indonesia akan menjadi negara yang maju pada saat HUT RI ke-100 nanti. “Saya pernah lihat di Jerman dan Finlandia itu juga ada pameran keris yang di datangkan langsung dari Indonesia. Inilah modal awal kemajuan Indonesia yang harus terus kita banggakan dan lestarikan,” ujarnya.
Dalam acara yang sama, ketua paguyuban tosan aji dan keris joyoboyo Imam Mubarok menyampaikan Gugat Keris Jenggala yang menjadi tema pameran keris ini memiliki harapan agar kedepannya keris-keris dari kediri bisa lestari. “Saya bersama kawan-kawan perkerisan ingin pameran ini bisa memperkuat ekonomi kerakyatan. Harapannya kedepan akan ada setidaknya 1 keris di setiap rumah. Ini bukan tentang syirik atau musrik, ini adalah warisan dunia non benda yang harus kita lestarikan,” ujarnya.
Dalam acara yang sama, Sekjen Senopati Nusantara Gus Poleng juga memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kota Kediri yang telah mendukung kegiatan pameran keris tersebut. Gus Poleng berharap semoga paguyuban tosan aji Joyoboyo bisa menjadikan pameran keris  ini sebagai motivasi dan bisa diselenggarakan tiap tahunnya.
Selain itu, Ra’i salah seorang trader keris kelahiran madura menyampaikan bahwa dalam dunia perkerisan itu saat berkumpul sudah tidak ada lagi ras ataupun suku. “Ya kita semuanya sama, kita berkumpul atas dasar Bhinneka Tunggal Ika dan kita semuanya bersaudara,” ujarnya.

Usai rangkaian agenda pembukaan pameran keris, Mas Abu beserta Forkopimda Kota Kediri, Sekjen Senopati Nusantara dan Paguyuban Tosan Aji dan Keris Joyoboyo berkeliling stan untuk melihat-lihat keris yang di pamerkan. Setelah itu langsung melihat pameran seni rupa yang ada di lokasi yang sama.