Kopi Tahu Mas Abu

berita | 03/03/2015

Wali Kota Abdullah Abu Bakar memiliki cara yang unik, untuk bisa menyerap keinginan rakyatnya. Kemarin malam (Rabu, 25/2), pejabat yang biasa disapa Mas Abu itu lesehan di lingkungan Boro, Kelurahan Pojok untuk berdiskusi dengan warga. Dia pun dicurhati banyak hal. Mulai rumah warga yang rusak akibat bencana letusan Gunung Kelud hingga pergaulan bebas muda-mudi di sekitar Bukit Klotok, termasuk kompleks Bong China alias pemakaman Tionghoa.

Abdullah Abu Bakar tiba di Lingkungan Boro sekitar pukul 19.30. Beralas tikar dan karpet, Abdullah Abu Bakar lesehan bersama puluhan warga dari berbagai latar belakang. “Saya sengaja ke sini biar lebih akrab dengan njenengan,” katanya sembari menyinggung tajuk Kopi Tahu yang didasarkan pada kebiasaan bapak-bapak di lingkungan minum kopi dengan tahu goreng sebagai camilannya.

Seperti tajuk Kopi Tahu yang diusung, camilan dalam diskusi santai itu juga hanya tahu goreng dengan minuman kopi panas. Meski demikian, diskusi berlangsung gayeng hingga pukul 22.00. “Dari diskusi ini, saya berharap bisa menyerap keinginan bapak ibu yang belum masuk dalam prodamas (program pemberdayaan masyarakat) maupun musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan),” lanjut Abu. Benar saja, begitu Abu menyatakan maksudnya, warga yang diberi kesempatan menyampaikan pertanyaan langsung mengangkat tangannya secara bergiliran. 

“Griya kula rusak kenging Kelud. Kula nyuwun dibantu. Sampun niku mawon ingkang kula suwun" kata Umiyati, salah satu  warga setempat. Mendengar permintaan Umiyati, Abu langsung menyanggupi untuk membantu renovasi rumahnya. “Dipun tunggu dateng griyo mawon. Dalam waktu yang tidak terlalu lama nanti ibu akan didatangi tim pemkot yang memverifikasi,” janji Abdullah Abu Bakar.

Tak hanya Umiyati, belasan warga lain juga mengajukan permohonan. Mulai permintaan peninggian jalan, perbaikan saluran hingga keluhan warga tentang keberadaan asrama mahasiswa yang dianggap mematikan, usaha kos-kosan warga setempat. Begitu pula tentang rencana pemkot memberlakukan pajak kos-kosan untuk kamar sepuluh unit keatas.

Lainnya, ada yang meminta, penambahan lampu di lingkungan, pelebaran Jl Mastrip karena rawan kecelakaan, pergaulan muda-mudi di kompleks Bong China yang dianggap kebablasan, peningkatan dana kompensasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Klotok, hingga permintaan seragam gratis untuk PAUD.

Menanggapi permintaan warga tersebut Abdullah Abu Bakar berjanji mengakomodasi. Meski demikian, di saat yang sama dia juga bersikap tegas. Misalnya, jika ada pemilik rumah kos dengan sepuluh kamar yang menolak membayar pajak sebesar sepuluh persen. “Itu ada perdanya. Perda itu menindaklanjuti undang-undang diatasnya. Kalau sudah masalah undang-undang kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.

Bahkan, saat ada warga yang mengancam akan menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Neg­ara (PTUN) jika perda itu diberlakukan, Abu mempersilakan. "Silakan saja. Warga punya hak. Dulukan ada juga undang-undang yang digugat ke MK,” lanjut Abdullah Abu Bakar yang didampingi Lurah Pojok Erly Maya. Abdullah Abu Bakar yang mengajak sejumlah kepala satuan kerja (satker) juga berusaha menyelesaikan permasalahan malam itu juga. Misalnya, permintaan peninggian jalan dan perbaikan saluran yang sering mengakibatkan banjir didekat Perumahan Wilis Indah II.

“Nanti akan kami tangani. Mudah-mudahan pertengahan tahun nanti bisa dikerjakan,” janji Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Hadi Wahyono menjawab pertanyaan warga.

Didepan warga, Abu juga menyampaikan progress tentang prodamas. Bapak dua anak ini menyebut program andalannya itu bisa dimulai Maret nanti. Adapun untuk perbaikan kualitas pendidikan, ia membeberkan  rencana les bahasa lnggris untuk anak-anak. "Di tiap RW nanti akan ada guru les bahasa inggris biar anak-anak pintar berbahasa Inggris,” tegas Abdullah Abu Bakar sembari meminta agar para ibu-ibu lebih peduli dengan posyandu agar kesehatan balita juga terjaga.

Tak hanya itu, Abdullah Abu Bakar juga menyampaikan rencana pendaftaran BPJS untuk warga miskin di kota Kediri. Dia pun meminta ketua RT dan RW mendata warga miskin yang belum tercover Jamkesda dan Jamkesmas untuk didaftarkan BPJS.

Menanggapi permintaan warga tentang penambahan lampu penerangan jalan umum (PJU), Abdullah Abu Bakar meminta warga berhenti nggantol lampu atau memasang PJU secara ilegal. Tahun ini pemkot sudah menganggarkan pengadaan lampu PJU di gang dan daerah pinggiran.

Meski demikian, dia meminta warga untuk peduli dengan merawatnya. "Lampunya nanti LED. Kalau mati, tolong diganti dengan lampu yang dananya bisa diambilkan dari prodamas," pintanya.

Di pengujung diskusi, Abdullah Abu Bakar berjanji akan kembali ke sana untuk berembuk dengan warga. “Kalau saya datang kesini lagi boleh ya?,” tanyanya disambut jawaban. “Boleeeh!,” oleh puluhan warga yang hadir. (dikutip dari Radar Kediri)