TENUN IKAT

produk unggulan | 08/04/2019

Berdasarkan penelusuran sejarah, kerajinan tenun ikat yang dibuat secara tradisional dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) telah ada di Kota Kediri sejak awal era 1900-an. Jejak historis keberadaan wastra lokal ini adalah beberapa lembar kain tenun asal Kediri buatan tahun 1910 yang tersimpan sebagai koleksi Tropenmuseum di Kota Amsterdam, Kerajaan Belanda.

Seiring waktu, unit-unit usaha kerajinan tenun ikat di Kota Kediri terkonsentrasi di Kelurahan Bandarkidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, persisnya di Jl. KH. Agus Salim Gg.VII dan Gg.VIII. Disana, pengunjung akan mendapati banyak perajin tenun ikat seperti Sinar Barokah, Kodok Ngorek, Sempurna, Medali Mas, Bandara, Kurniawan, Sahabat dan Risquna JC. Di luar Bandarkidul, terdapat pula perajin lain seperti Tenun Mulya dan Woro Putri Sejahtera. Secara keseluruhan, hingga saat ini ada 14 unit usaha kerajinan tenun ikat yang aktif berproduksi dan menyerap tenaga kerja lokal lebih dari 400 orang.

Pemerintah Kota Kediri bersama pemangku kepentingan terkait terus berupaya mempromosikan dan memperkuat branding produk tenun ikat yang sarat akan kearifan lokal. Salah satunya melalui Surat Edaran Walikota Kediri yang menghimbau karyawan di instansi pemerintah dan swasta untuk mengenakan busana kerja berbahan dasar tenun ikat setiap hari Kamis. Selain itu, Pemkot bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kediri secara rutin menggelar Dhoho Street Fashion sejak tahun 2015. Pada even tahunan tersebut, tenun ikat khas Kota Kediri ditampilkan dalam aneka kreasi busana yang trendy dan fashionable menyesuaikan gaya hidup kaum urban.

Berita Terkait