SMPN 4 Kediri Pukau Parade Surya Senja di Surabaya

prestasi | 22/12/2014

Kerja keras dan disiplin latihan puluhan kru SMPN 4 Kediri mampu membuat Parade Surya Senja di gedung Grahadi, Surabaya lebih hidup. Kolaborasi enam tari daerah yang diramu menjadi tari Pelangi Nusantara mampu memukau penonton.

“sukses!,” begitu teriakan 90 kru SMPN 4 kediri usai pentas di halaman gedung grahadi, Surabaya, rabu (17/12) sore lalu. Teriakan itu mampu mewakili perasaan mereka kala itu. Kebahagian yang mampu menutupi rasa lelah, grogi dan hawa dingin setelah sekitar 30 menit pentas diiringi hujan gerimis. Karena itu yang terlihat hanya raut wajah berhias senyum dan tawa. “Lega banget Pertunjukannya bisa sukses,” seru Luthfi Dewi Nur Aini, pratama putri Pramuka SMPN 4 Kediri, saat ditemui di Ruang I Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Sabtu (20/12) lalu.

Tiga hari berselang rasa bangga dan bahagia masih menyelimuti mereka. Betapa tidak untuk bisa mementaskan tari Pelangi Nusantara, mereka harus berlatih sangat keras sejak November lalu.

Berbeda dengan tari yang biasa dibawakan, sebanyak 90 anggota kru harus mampu meramu enam tarian daerah menjadi kolaborasi tari berdurasi 30 menit. Mulai tari remo, tari kipas, tari saman, tari apuse, tari yamko rambe yamko, hingga tari kecak. Semua bisa dipadukan menjadi gerakan yang rancak oleh puluhan siswa yang mayoritas anggota pramuka itu.

Sebagian yang lain membuat formasi tarian bendera. Ada for­masi bendera merah putih yang dibuat seperti anyaman. Ada pula formasi bendera raksasa yang ditata berderet. Semua membentuk terlihat indah. "Latihannya memang capek. Ada banyak ger­akan yang harus dihafal dan dipraktikkan,” urai Luthfi.

Melibatkan puluhan kru, mereka benar-benar harus mempersiapkan semua dengan matang. Sebab, tak mudah untuk memadukan gerakan dari banyak orang. “Setiap latihan, paling tidak butuh dua jam,” terang gadis berjilbab ini.

Demikian pula, itu masih belum mampu menghilangkan sama sekali kesalahan. Makanya, mereka harus sering mengulang lati­han. “Yang paling susah itu tari remo, apalagi kalau penarinya cewek feminin. Kan ceritanya pendekar yang kokoh," kata Lu­thfi. Makanya, saat awal-awal melihat gerakannya, banyak yang tertawa.

Tantangan yang dihadapi oleh kru bukan hanya dari sisi mengompakkan gerakan tari. Tetapi, juga bagaimana menghidupkan mood saat berlatih di tengah cuaca yang tidak menentu. Maklum, latihan dilakukan sepulang sekolah, sekitar pukul 15.00-17.00. Saat itu, mayoritas siswa sudah lelah. “Seringkali saat berlatih kami harus berhenti sebentar karena tiba-tiba hujan," imbuh Pratama Putra Muhammad Farikh Fauzi, pembina tim.

Akan tetapi, karena semua bertekad untuk bisa memberikan penampilan yang terbaik, hal itu bisa diatasi. “Alhamdulillah hasilnya memuaskan setelah berlatih bersama delapan kali,” lanjut Farikh.

Makanya, meski saat tampil di halaman gedung Grahadi harus kembali berhadapan dengan hu­jan, mereka tetap bersemangat dan riang. Termasuk, ketika kru pramuka harus menampilkan sejumlah atraksi. Mulai membuat jembatan bambu, memberi pertolongan kepada siswa yang terluka, hingga menutup pertunjukan dengan membuat lima formasi kereta kencana berisi seluruh kru tari yang berjalan ke tepi halaman kantor gubernuran itu.

Tepuk tangan dari ratusan penonton yang merupakan perwakilan siswa dari 38 kabupaten/kota di Jatim dan pegawai pemprov pun langsung membahana. “Tarian anak-anak mampu membuat penonton bertahan di lapangan meski kondisi hujan. Mereka juga rela basah-basahan,” sambung Sumardiningsih, guru pendamping.

Kesuksesan mereka dalam pa­rade surya senja di gedung Grahadi mendapat apresiasi dari Kepala SMPN 4 Kediri Marsudi Nugroho. "Saya berterima kasih kepada semua pihak. Seluruh warga Jatim hingga pengurus Pramuka Kwarcab Kota Kediri yang telah memilih dan memercayai SMPN 4 untuk mewakili Kota Kediri dalam Parade Surya Senja hingga berjalan suk­ses,” katanya gembira.

Marsudi juga memberi apresiasi yang tinggi pada puluhan siswa yang ikut dalam tim. Sebab, mer­eka telah sukses mengharumkan nama SMPN 4 dalam acara penurunan bendera di Grahadi yang digelar setiap tanggal 17 itu. “Semangat anak-anak luar biasa. Mer­eka sudah sukses melakukan per­tunjukan yang memukau ratusan pasang mata,” imbuhnya.