Javier Al farel Adelino Mahmudi

prestasi |

Sering Berlatih Presentasi, Jadi Runner Up Lomba Tiwisada

Siapa yang  menyangka jika siswa pemalu ini memiliki prestasi sangat membanggakan. Siswa itu adalah Javier Al Farel Adelino Mahmudi (10) siswa kelas V A Sekolah Dasar Negeri Banjaran IV Kota Kediri. Putra tunggal pasangan Kukuh Mahmudi dan Yuliana Dewi ini dikenal memiliki prestasi yang baik dalam  lomba bakti wiyata husada (Tiwisada) yang sering diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Kediri.

Seperti diketahui lomba tiwisada bukanlah lomba Sembarangan. Peserta yang diutus tampil juga merupakan siswa-siswi pilihan dari berbagai sekolah. Dalam lomba ini, para siswa tidak bisa menyiapkan materi sesukanya yang nantinya akan ditampilkan. Mereka harus melalui tahap memilih secara acak materi yang nanti akan dikerjakan.

"Peserta harus memilih slot yang telah disiapkan oleh penyelenggara. Setelah itu peserta baru bisa melanjutkan ke tahap berikutnya," ujar Javier.

Dalam lomba Tiwisada yang digelar belum lama ini, Javier mengambil slot dan ternyata disitu mengharuskan Javier membuat ulasan tentang bahaya rokok. Bagi penyuka pizza ini, membuat karangan tentang bahaya rokok sangat menantang. Itu karena mengharuskan dirinya mengarang sesuatu yang masih dikatakan awam untuk anak seumurannya.

Bukan hanya membuat karangan, Javier juga harus memperesentasikan hasil karangannya itu, dihadapan juri serta peserta lainnya. Tantangan lain juga masih harus diselesaikan oleh bocah penghobi basket ini. Dia harus mampu mengenali nama beberapa alat yang berbau dengan dunia kesehatan, serta mampu mempraktekkan fungsinya. "Pertama melihat materi saya sempat bingung. Namun setelah itu saya percaya diri saja dengan pengetahuan yang saya miliki sehingga tidak ada kesulitan dalam membuat karangan serta mempresentasikannya,” aku Javier.

Tidak hanya itu, dalam lomba itu diharuskan untuk setiap peserta membuat kombinasi menu sehat ala mereka sendiri. Kala itu, Javier membuat paduan nasi, ayam potong, tempe, buncis, pepaya, serta air putih. Tanpa diduga, karyanya memikat para juri sehingga dirinya berhasil menjadi juara II tingkat Kota Kediri.

Keberhasilan ini diakui tidak mudah didapatkan. Dia harus berlatih keras setiap hari dibawah bimbingan pengajar dari sekolah serta sang ibu selepas jam pelajaran sekolah. Dari situ, kemampuan bocah yang bercita-cita sebagai dokter ini terus diasah dan siap untuk mengikuti lomba tiwisada berikutnya.

Ardian Efendi, salah satu guru olah raga SDN Banjaran IV, mengaku sangat bangga dengan prestasi muridnya tersebut.” Anak ini sangat percaya diri dalam mengikuti lomba. Sebagai guru, saya selalu memberi dukungan agar yang bersangkutan bisa meraih prestasi yang lebih baik lagi,” ujar Ardian.

Tidak ada artikel terkait