Hadian Anton Fauzi, Guru Smada dan Pelatih Sepakbola Jatim

prestasi |

Asisten pelatih Persik di Divisi Utama (DUJ PT Liga Indonesia (LI) ini punya preslasi ganda. Selain ikut mengantar Persik menjadi juara ketiga DU dan meraih satu tiket promosi ke Indonesia Super League (ISL), ia juga membawa kesebelasan Jawa Timur meraih medali perunggu POPNAS.

"Ini medali perunggu," ujar Anton saat ditemui wartawan koran ini pada Selasa lalu(24/9). Beberapa kali tangan kanan pria ini memegang medali yang melingkar dilehernya.

Sedangkan, tangan kirinya memegang boneka kecil berbentuk burung Elang Bondol, yang menjadi maskot Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XII di Jakarta, 14-20 September.

Medali perunggu dan boneka maskot POPNAS XII itu merupakan bukti keberhasilan Anton melatih kesebelasan Jawa Timur. Anak asuhnya berhasil tampil perkasa di event pelajar terbesar di Indonesia tersebut. Mereka berhasil menyisihkan lawan-lawannya di babak penyisihan hingga perebutan tempat ketiga.

Di babak penyisihan yang menggunakan sistem setengah kompetisi, Jawa Timur berada di grup B. Mereka harus menghadapi kesebelasan Banten dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Hanya juara grup dari empat grup yang berhak lolos ke babak empat besar.

Beban harus menjadi juara grup tersebut tidak membuat Denl Ilham dkk terbebani. Justru, mereka tampil lepas. Di laga perdana melawan Banten pada 14 September, Jawa Timur menang dengan skor 2-0.

Kemudian, menghadapi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Jawa Timur menang tipis dengan skor 4-3. Dua kemenangan itu mengantarkan menjadi juara grup dan berhak lolos ke semifinal.

Sayang, di babak semifinal, Deni dkk kurang beruntung. Mereka harus kalah dari Kalimantan Timur dengan skor 1-2. Kekalahan tersebut sangat menyakitkan. Karena Jatim sempat unggul lebih dulu. Namun lantaran lengah, gawang Jatim kebobolan dua gol.

Kekalahan tersebut sempat membuat mental pemain down. Karena mereka ditargetkan menjadi juara dl POPNAS XII.

"Saya berusaha keras untuk membangkitkan mental pemain dengan memberi motivasi," ujar Anton.

Beruntung, mental Deni dkk akhirnya kembali terangkat. Mereka berhasil mengalahkan tuan rumah DKI Jakarta dengan perjuangan sangat berat. Sempat unggul 1-0 melalui tendangan Deni Ilham pada menit ke-28, Jawa Timur harus kebobolan pada menit ke-67 oleh pemain DKl Jakarta Ade Irfan.

Sehingga, pertandingan harus dilanjutkan lewat drama adu tendangan penalti. Beruntung, empat algojo Jawa Timur bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Sedangkan, pemain DKI Jakarta yang bisa mencetak gol hanya satu orang, yaitu Rizki.

Akhirnya, Jawa Timur menang dengan skor 5-2 dan menjadi juara ketiga. Mereka berhak atas medali perunggu. Sementara juara 1 diraih Sumatera Utara yang menang atas Kalimantan Timur dengan skor 2-0. Sedangkan, Kalimantan Timur otomatis menjadi juara kedua.

Meski kurang puas tetapi Anton tetap bersyukur bisa meraih medali perunggu. Dengan demikian, Jawa Timur tidak pulang dengan tangan hampa. "Tidak sia-siap perjuangan saya dan anak-anak," ujarnya.

Guru Smada asal Tawang, Wates, Kabupaten Kediri ini sebenarnya sempat terjadi konflik batin ketika menerima tawaran melatih kesebelasan Jatim. Karena saal itu, Macan Putih akan melakoni babak empat besar di Stadion Manahan Solo 8-14 September.

Jika dia menerima tawaran dari Pemprov Jatim, Anton tidak bisa mendampingi Harianto dkk. Namun, setelah berdiskusi dengan pelatih, manajemen, dan pengurus Macan Putih, akhirnya ia diizinkan menangani kontingen Jatim. "Saya jadi bisa bertugas dengan tenang,” katanya.

Hanya karena ada ikatan emosional dengan Persik, Anton pun tidak pernah melewatkan pertandingan Persik. Dia menyaksikkan laga Macan Putih melawan Perseru Serui di semifinal dan perebutan tempat ketiga melawan Persikabo Bogor. Selain itu, Anton juga mengikuti perkembangan Persik melalui media massa. "Senang sekali melihat Persik juara ketiga dan lolos ke ISL musim depan," tuturnya.

Pelatih berlisensi B ini berencana mengabdikan dirinya untuk Persik di ISL musim depan. Dia ingin kembali menjadi asisten pelatih. Agar pengetahuan dan pengalamannya di dunia kepelatihan semakin meningkat, pelatih kelahiran Kediri, 5 Agustus 1976 ini berencana mengikuti kursus kepelatihan. Tak tanggung-tanggung, kursus pelatih lisensi A menjadi buruannya. Karena lisensi A adalah salah satu syarat pelatih kepala di Indonesia Super League (ISL). "Jika ada kursus lisensi A, saya akan ikut," ujarnya.