Iptu Kusen, Perwira Pemijat Dadakan di Masjid Bintang Polresta Kediri

prestasi |

      Tahun ini para pemudik yang singgah di Kota Kediri kembali dimanjakan keberadaan Masjid Bintang. Bertempat di Masjid Baiturrahman, Semampir, ada berbagai fasilitas untuk masyarakat. Di antaranya, pijat gratis 'istimewa' karena pemijatnya berpangkat perwira polisi.

       Pagi itu (16/8) sekitar pukul 10.00 posko pengamanan (pospam) yang terletak di pojok kanan depan Masjid Baiturrahman, Kelurahan Semampir masih terlihat sepi. Hanya ada beberapa polisi, anggota TNI, serta PNS yang berjaga di pos bagian depan.

        Beberapa saat kemudian, pasangan suami istri (pasutri) yang mengendarai sepeda motor mampir ke pos tersebut. Awalnya mereka terlihat celingukan melihat ke arah ruang di bagian tengah. Di sana terlihat ada dua alat pemijat elektrik. "Mau pijit?" sapa Kanit Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas (Dikyasa Lantas) Polresta Kediri Iptu Kusen. Beberapa saat kemudian, Kusen menghubungkan kabel mesin pemijat elektrik pada steker listrik, Pasutri itupun lalu menikmati sensasi pijatan elektrik selama sekitar sepuluh menit.

         Kaki keduanya bergeser ke kanan dan ke kiri mengikuti arah gerakan mesin. Gerakan yang terpusat di telapak kaki itu menjalar sampai ke betis dan paha mereka. Melihat mesin di kaki dua pemudik itu tak lagi bergerak, Kusen yang juga menjadi per­wira pengendali (padal) pos Masjid Bintang lantas menghampiri keduanya. "Mau merasakan pijat tradisional?" kata Kusen menawarkan.

      Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, keduanya langsung mengiyakan. Betapa mengejutkannya, perwira dengan pangkat dua balok di pundak ini tak meminta staf atau penjaga pos lainnya untuk melakukan pijat tradisional. Tetapi, dia sendiri yang melakukan pemijatan itu.

       Apakah tak malu? Ditanya demikian, pria asal Desa Bangsongan, Kecamatan Kayenkidul, Kabupaten Kediri itu langsung menggeleng. Menurutnya, bisa memberi pelayanan langsung pada masyarakat merupakan kebanggaan tersendiri baginya. Apalagi kebetulan dirinya memang mempunyai keterampilan memijat.

        "Saya bisa memijat karena belajar dari nenek saya Wardinah Ranokarso," ungkap Kusen. Makanya, ketika ada masyara­kat yang membutuhkan jasanya, anggota Polri ini tak ragu untuk melakukannya. Meski pangkatnya bukan bintara lagi tetapi sudah perwira, Kusen tak mempermasalahkan hal tersebut. Apalagi, perbuatannya bisa membantu meringankan beban orang lain. Kusen pun merasa ikut senang. "Di rumah saya juga sering memijat orang yang datang untuk meminta bantuan,” lanjutnya.

         Tak hanya memijat tetangganya, Kusen juga sering menjadi jujukan anggota Satlantas Pol­resta Kediri yang kecapekan. Beberapa anggota yang sudah akrab dengan dirinya tanpa canggung langsung meminta untuk dipijat. "Dengan rekan-rekan anggota (Polresta Kediri,Red) pun saya kerap pijat mereka," urainya.

        Meski keterampilan rnemijatnya sudah tersohor, Kusen belum punya rencana membuka praktik pijat di rumah, Setidaknya dia belum memikirkannya sekarang. Sebab, saat ini dir­inya masih aktif sebagai anggota polisi. Opsi buka praktik pijat, baru akan dipikirkan oleh pria kelahiran Kediri 27 September 1956 itu setelah dirinya pensiun. Kebetulan, pada 2014 nanti Kusen sudah memasuki pen­siun.

        Dua tahun menjelang pen­siun, Kusen ingin mengabdikan diri secara maksimal pada korps yang sudah dibelanya se­lama puluhan tahun. Makanya, dia merasa senang ketika ditunjuk sebagai padal pos Masjid Bintang Polresta di Masjid Baiturrahman, Semampir, Kota Kediri.

       Pos di Masjid Baiturrahman memang berbeda dibanding delapan pos lain milik Polresta Kediri. Masjid Baiturrahman diberi label Masjid Bintang oleh Polresta Kediri selama masa operasi ketupat. Sebab, di sana Polresta memberi beberapa pelayanan ekstra pada para pemudik. Selain pelayanan pijat elektrik dan pijat tradisional secara gra­tis, juga menyediakan rest area bagi para pemudik. Di sana, ada areal untuk lesehan hingga tern-pat tidur. Sehingga, pemudik bisa memanfaatkannya.

        Sebelum Lebaran, Masjid Bin­tang memang tak begitu ramai dikunjungi pemudik. Tetapi, mulai Minggu (19/8), pos tersebut ramai didatangi pemudik. Sebagai perwira yang bertanggung jawab terhadap keberadaan pos, Kusen harus memantau langsung. "Kalaupun pas pulang ke rumah, saya on call. Harus siap dipanggil setiap saat," bebernya.

Kediri, Radar