Khusnul Yuli Kurniawan, Bintang Persik

pengumuman | 30/04/2013

        Rela Tidur di Mess demi Macan Putih Lolos ISL Setelah gelandang Tamsil Sijaya dan Rendy Syahputra kembali berkostum Persik, winger Khusnul Yuli menyusul bergabung. Pemain yang mengantar Persik juara Ligina 2003 dan 2006 ini rela meninggalkan kompetisi Indonesia Super League (ISL) demi Macan Putih.

     "Persik adalah klub yang membesarkan saya," ujar Khusnul Yuli Kurniawan saat ditemui usai menghadapi Madiun Putra (27/4). Dengan menyeka keringat yang membasahi tubuhnya, Yuli tampak masih bersemangat di ruang ganti pemain.

         Beberapa kali dia tersenyum lebar. Maklum, debutnya bersama Persik di grup V Divisi Utama (DU) PT Liga Indonesia (LI) dilalui dengan mulus. Macan Putih berhasil menaklukkan Madiun Putra dengan skor telak 3-0. Hadirnya Khusnul Yuli di skuad Persik membuat permainan semakin hidup. Meski tidak menyumbangkan gol kontribusi pemain kelahiran Malang, 12 Juli 1976 ini cukup besar.

        Beberapa kali pergerakannya di sayap kanan merepotkan pertahanan Madiun Putra. Umpan-umpan crossingnya juga mengancam gawang lawan yang dikawal Agung Hari Mukti. Tusukan bolanya juga membuat pemain belakang lawan kelabakan. "Senang sekali bisa membantu Persik meraih kemenangan," urainya.

         Sayang di laga perdananya Yuli harus menerima kartu kuning. Dia diganjar kartu kuning oleh wasit Puji Suprayitno dari Samarinda pada menit ke-49. Itu setelah dia terlihat wasit menyikut pemain Madiun Putra. "Saya terlalu bersemangat sehingga emosi tidak terkontrol," dalihnya.

         Dalam laga tersebut, pemain yang di awal musim membela Persepam Madura United di Indonesia Super League (ISL) ini memakai kostum dengan nomor punggung 75. Padahal saat membela Persik, Yuli selalu memilih nomor 25. "Nomor 25 sudah dipakai Alhadji. Jadi, saya pilih 75 saja," ungkap bapak tiga anak ini.

      Nomor punggung yang berubah tidak masalah bagi Yuli. Sebab yang terpenting baginya, bisa membawa Persik meraih kemenangan. Sehingga ambisi mengantar Persik kembali promosi ke kasta tertinggi kompetisi di Indonesia musim depan bisa terwujud, "Saya akan berusaha keras agar Persik lolos ke ISL musim depan," tegasnya.

         Selain harus rela tidak memakai nomor punggung kesayangannya, Yuli juga tidak keberatan untuk hidup pas-pasan di Persik. Kondisi keuangan Macan Putih yang tidak sebagus saat menjadi juara Ligina 2003 dan 2006, tidak dianggap masalah serius. Yuli pun rela tidur di mess bersama pemain Persik yang lain. "Tidak masalah tidur di sana," ucapnya.

          Meski usianya kini menginjak 37 tahun dan menjadi pemain lokal tertua di Persik, Yuli belum berpikir untuk gantung sepatu. Berbeda dengan Harianto rekannya- Il capitano Persik saat menjadi juara ligina 2003 dan 2006 tersebut berencana pensiun setelah rnengantar Persik lolos ke ISL musim depan. Harianto berniat menekuni dunia kepelatihan. "Kalau saya, masih akan melihat kondisi fisik," aku Yuli.

           Sampai saat ini, Badak panggilan akrab Khusnul Yuli  merasa fisiknya masih oke. Meski tidak sekuat saat muda, dia merasa masih sanggup tampil 2x45 menit di kompetisi Divisi Utama. Terbukti, Badak mampu melewati sejumlah pemain Madiun Putra. Dia juga berkali-kali menang duel dengan pemain-pemain muda Laskar Blue Force julukan Madiun Putra. "Lihat saja di lapangan, Saya masih kuat atau tidak," urainya.

          Selain masih cinta dengan Persik dan Persikmania, kembalinya Yuli tidak terlepas dari kedekatannya dengan Manajer Persik Anang Kurniawan. Karenanya, saat Anang memintanya kembali bergabung, Yuli tidak berpikir seribu kali. Dia langsung memenuhi. "Saya segera datang saat diminta manajer gabung Persik lagi," ujamya.

         Tidak ada negosiasi alot soal kontrak antara Yuli dengan Persik. Semuanya bisa menerima dengan lapang dada. Sehingga tanpa kesulitan, Yuli langsung bergabung Persik di putaran kedua. "Hanya butuh sedikit adaptasi karena ada sejumlah pemain baru di Persik," imbuhnya

        Sementara itu, hadirnya Yuli dianggap kubu Persik sebagai tambahan amunisi yang sesuai. Ini karena posisi sayap di putaran pertama DU PT LI, kurang menggigit. "Sayap menjadi lebih hidup dengan adanya Yuli," puji Pelatih Persik Aris Budi Sulistyo.

         Soal kualitas Yuli, Aris tidak banyak berkomentar. Semua pemain dan pecinta bola Tanah Air telah mengetahui kemampuannya. Yuli sudah malang melintang di sepak bola nasional. Sejumlah klub mulai Arema, Persik, Persebaya, hingga Persepam pernah disinggahi. Yuli juga tercatat pemain yang kuat. Dia jarang cedera meski harus berbenturan dengan pemain lawan. Makanya mendapat julukan Badak.

Kediri, Radar