Inflasi Kediri Naik Menjadi 0,71%

pengumuman | 04/07/2012

      Keputusan pemerintah untuk pembatasan impor ternyata mendorong laju inflasi di Kediri, Jawa Timur, pada Juni 2012 ini mencapai 0,71%, naik daripada bulan sebelumnya, Mei yang hanya 0,44%.

     Dari 7 kota di Jawa Timur, yang dihitung sebagai penimbang IHK-inflasi        nasional, Ke semuanya mengalami inflasi, dan yang tertinggi terjadi di Probolinggo yang besarnya mencapai 0,88%, sedangkan terendah di Kota Madiun 0,50%. Sementara Inflasi di Jember 0,81%, Sumenep 0,75%, Kota Kediri 0,71%, Kota Malang 0,54% dan Surabaya 0,53%.

      Menurut, Kepala Seksi Statistik dan Distribusi EPS Kediri Arief Dwi P, kondisi tersebut lebih disebabkan oleh naiknya sejumlah harga bahan pokok, seperti bawang merah, bawang putih, serta beberapa kebutuhan lain naik. "Stok yang ada di pasar sangat terbatas, karena ada pemberlakukan pembatasan barang impor. Ini membuat harga menjadi naik," katanya. Menurutnya, kenaikan harga sejumlah bahan pokok tersebut relative masih terjangkau. Pasalnya, belum ada kenaikan yang cukup signifikan, sampai masyarakat kesulitan untuk mendapatkannya.

     Pembatasan impor tersebut, menurut Arief justru malah menguntungkan para petani lokal. Pasalnya, dengan begitu produk para petani lokal akan terserap oleh pasar. Selama ini, mereka kesulitan untuk menjual produk dan harus bersaing dengan harga barang impor, sehingga mereka terpaksa menurunkan harga jual produknya.

     Selain karena adanya pembatasan impor, Arief juga menyebut adanya sejumlah kenaikan lebih disebabkan faktor rutinitas menjelang Ramadhan. Harga saat ini mulai naik, dan kemungkinan akan terus naik sampai nanti Ramadhan. Tapi, nanti pas Ramadhan harga akan lebih stabil dan kembali naik menjelang Lebaran," jelasnya.

Memo Kediri