Warga berdiri dengan tabung oksigen mereka di luar pabrik untuk mengisi ulang di Jakarta, Senin (12/7). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, mengatakan stok oksigen di wilayahnya saat ini dalam kondisi tidak aman. Sebab jumlah pasien COVID-19 terus bertambah. Bahkan, Abdullah menyebut Pemkot Kediri sampai harus berburu isi oksigen hingga luar daerah agar stok tetap terpenuhi.
"Oksigen sampai sekarang ini tidak aman banget. Forkopimda juga terus bergerak. Kapolres Kediri Kota, Dandim, juga harus mengeluarkan truk untuk antre oksigen di Gresik," kata Abdullah Abu Bakar dikutip dari Antara, Selasa (13/7).
Selain itu, dalam rangka mengatasi masalah ini, Pemkot Kediri juga sudah mengadakan rapat dengan vendor karena kebutuhan pasokan oksigen di Kediri sangat besar.
Mengenai ketersediaan bed atau tempat tidur di sejumlah rumah sakit rujukan pasien COVID-19, Abdullah mengatakan hampir semuanya penuh. Dari 500 bed, ada sekitar 200 orang warga Kediri dirawat dan sisanya adalah pasien dari luar Kediri.
Abdullah menuturkan, Pemkot Kediri terus berupaya agar tidak ada kekurangan tempat tidur di rumah sakit. Bagi warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan akan diisolasi di tempat isolasi terpusat.
Lalu mereka yang sakit dengan gejala ringan ke atas dirawat di RS Kilisuci dan mereka bergejala berat dirujuk ke rumah sakit rujukan termasuk RSUD Gambiran.
"Ruang isolasi terpusat satu titik sudah penuh. Sebentar lagi ditempati yang GNI, mudah-mudahan tidak terpakai. Saya lihat ada penurunan. Karena PPKM darurat ini dampaknya bagus sekali, tapi yang kurang bagus di rumah sakit, karena masih penuh," ucap Abdullah.
Warga berdiri dengan tabung oksigen mereka di luar pabrik untuk mengisi ulang di Jakarta, Senin (12/7). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Sebelumnya, Abdullah dan Forkopimda Kediri telah melakukan inspeksi mendadak ke perusahaan penyedia tabung oksigen, PT Samator serta toko obat pada pekan lalu.
Hasil sidak tersebut, ketersediaan oksigen untuk Kota Kediri masih aman. Kebutuhan oksigen yang sedang meningkat ini juga tidak mempengaruhi harganya karena masih sama saat situasi normal.
Akan tetapi, karena lonjakan kasus COVID-19, perusahaan tersebut kewalahan dalam memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit. Kebutuhan rumah sakit akan oksigen lebih banyak daripada sebelumnya.