SURYA.co.id | KEDIRI - Rekonstruksi dan perluasan Jembatan Bandar Ngalim atau Jembatan Alun - alun Kota Kediri rencananya dimulai pertengahan tahun 2021.
Saat ini Pemkot Kediri telah menyiapkan rekayasa lalulintas saat perbaikan jembatan dimulai.
Kepala Dinas Kominfo Kota Kediri Drs Apip Permana menjelaskan, perbaikan jembatan menjadi prioritas karena kondisi jembatan yang sudah tidak layak.
"Dari sisi usia sudah sangat tua. Selain itu banyak keluhan kalau kondisi jembatan saat dilalui mentul-mentul (bergoyang-goyang)," ungkap Apip Permana, Minggu (21/3/2021).
Kondisi jembatan yang bergoyang-goyang saat dilalui kendaraan cukup mengkhawatirkan.
Apalagi di dekat jembatan Perempatan Alun-alun Kota Kediri ada lampu traffic light yang mengakibatkan antrean kendaraan di atas jembatan.
Dijelaskan Apip, terkait rekayasa lalulintas saat jembatan mulai diperbaiki saat ini masih dibicarakan dengan pihak terkait.
"Pembahasan akan melibatkan instansi terkait seperti Satlantas Polres Kediri Kota, Dinas Perhubungan dan Satpol PP," jelasnya.
Sedangkan teknis rekayasa lalulintas masih menunggu hasil pembahasan instansi terkait. Apakah dilakukan penutupan total atau buka tutup serta pengalihan arus.
Selama ini Jembatan Alun-alun atau Jembatan Bandar Ngalim dilintasi kendaraan bertonase besar karena menjadi jembatan penghubung utama yang sangat vital di Kota Kediri.
"Arus lalulintas selalu padat merayap saat jam-jam kerja dan jam pulang kerja sangat padat," jelas Apip Permana.
Jembatan Bandar Ngalim dibangun pada tahun 1973 sehingga saat ini sudah berusia 48 tahun.
Sesuai rencana jembatan akan diperlebar menjadi 4 lajur dari sebelumnya 2 lajur.
Mengingat usia jembatan yang hampir setengah abad perlu segera dilakukan pembenahan karena cukup rentan terjadi pengkaratan dan peretakan pada konstruksi bangunan jembatan.
Sementara dari hasil pendataan petugas rekonstruksi jembatan ada sekitar 40 bangunan yang terdampak di sisi timur dan barat jembatan.