Pemkot Kediri Terus Kendalikan Inflasi di Bulan Ramadhan dan Jelang Idul Fitri

Kediri Dalam Berita | 17/05/2019

TIMES Indonesia

Pemkot Kediri Terus Kendalikan Inflasi di Bulan Ramadhan dan Jelang Idul FitriWalikota Kediri gelar talk show pengendalian inflasi. (Istimewa)
KAMIS, 16 MEI 2019 - 21:53
 
 Share
 Tweet
 Share
 Share
 

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Beberapa upaya dilakukan Pemkot Kediri untuk mengendalikan inflasiKota Kediri pada bulan suci Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1440 H. Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dalam sebuah talkshow di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Kamis (16/5/2019). 

Dalam talkshow tersebut, Abdullah Abu Bakar menjelaskan upaya-upaya apa saja yang diambil Pemerintah Kota Kediri dalam menghadapi momen-momen tertentu yang dapat memicu kenaikan tingkat inflasi.

Wali-Kota-Kediri-Abdullah-Abu-Bakar-b.jpg

Apalagi TPID Kota Kediri sudah secara massive melakukan beberapa upaya untuk terus mengendalikan inflasi di Kota Kediri. Langkah pertama dalam mengendalian adalah melakukan rapat koordinasi para pimpinan pemangku kebijakan (high level meeting) untuk merumuskan kebijakan pengendalian inflasi jelang lebaran.

“Alhamdulillah tahun ini kita diundang oleh di provinsi untuk high level meeting oleh Bank Indonesia. Di sana dibahas apa saja yang menjadi kendala,” ujar Wali Kota yang populer dengan sapaan Mas Abu ini.

Kemudian, lanjut Mas Abu, menyebut bahwa Pemerintah Kota Kediri memiliki beberapa kebijakan dalam menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. Pertama, melakukan Focus Group Discussiondengan pelaku usaha dan pedagang besar.  

Kedua, melakukan sidak harga dan stok bahan kebutuhan pokok ke pasar tradisional dan pasar modern serta gudang.

Yang ketiga, secara rutin melakukan pemantauan perkembangan harga bahan kebutuhan pokok secara berkala melalui website www.siskaperbapo.com. Dan yang keempat, melakukan OPM di 46 kelurahan dan tempat umum selama bulan Ramadan, dimana setiap hari ada tiga titik lokasi yang dibagi rata.

Bi-b.jpg

Kelima, melakukan operasi pasar di pasar tradisonal. Keenam, peningkatan kerjasama government to government , government to business serta business to business . Ketujuh, untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas dan distribusi barang, Dinas Perhubungan melakukan operasi gabungan bersama Polresta dan Denpom.

Adapun yang kedelapan, melakukan kebijakan kepada pasar modern ataupun swalayan untuk memberikan discount. Kesembilan, menjaga ekspektasi masyarakat dengan memberikan informasi kepada masyarakat dan memberikan edukasi kepada ibu-ibu supaya belanja secara hemat dan bijak.

Sementara itu, untuk angka inflasi, Wali Kota muda berusia 39 tahun ini mengungkapkan inflasi di Bulan April sebesar 0,36%. Penyebab inflasi adalah bawang putih karena terkendala larangan impor.

Namun saat ini pemerintah telah membuka kran impor dan sudah mulai didistribusikan. Untuk saat ini harga bawang putih juga telah turun di harga 35 ribu dari harga 47 ribu. “Itulah pemerintah hadir dan pemerintah mengintervensi agar harga bisa turun dan inflasi bisa turun lagi. Ini sudah beres tapi kita terus lakukan operasi pasar,” ungkapnya.

Bi.jpg

Mas Abu mengimbau kepada para pedagang agar memberikan harga yang tidak terlalu tinggi dan untuk masyarakat agar lebih bijak dalam berbelanja.

“Kalau punya uang banyak ditabung atau diinvestasikan untuk pendidikan putra-putinya. Untuk masalah harga memang ada sedikit goncangan, InsyaAllah kami jamin stabil. Di pasarpun harga juga hampir kembali seperti semula,” imbuhnya.

Terakhir, Mas Abu mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kondusifitas di bulan suci Ramadan. “Kita jaga kondusifitas dan ibadah yang baik. Kota Kediri memiliki toleransi yang bagus mari kita jaga. InsyaAllah di Kota Kediri semua akan menjadi lebih baik,” harapnya.

Selain Wali Kota Kediri, dalam talkshow yang membahas soal inflasi di bulan Ramadhan ini juga menghadirkan lima narasumber lainnya yakni Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Kediri Musni Hardi, Kepala BPS Kota Kediri Ellyn T. Brahmana.