Reporter: Ellya Destiara Permata
Kediri today, Wilayah kota Kediri Jawa Timur terbagi menjadi barat sungai dan timur sungai. Kedua bagian tersebut dihubungkan oleh jembatan, salah satunya adalah jembatan lama Kediri. Jembatan lama Kediri merupakan jembatan besi yang pertama di pulau Jawa dan dianggap sebagai adikarya insinyur Sytze Westerbaan Muurling.
Sytze Westerbaan Muurling merupakan insinyur yang lahir di Belanda pada 29 November 1836, dan meninggal di Batavia pada tanggal 17 Oktober 1876. Sytze Westerbaan Muurling menempuh pendidikan dasar hingga tamat SMA di Australia. Selanjutnya Sytzee Westerbaan Muurilng melanjutkan kuliah jurusan hukum di Huther Gronigen, namun setelah tiga tahun ia harus menghentikan kuliahnya karena sakit.
Setelah berhenti kuliah beberapa lama, pada tahun 1854 Sytze Westerbaan Muurling berhasil mengikuti tes untuk melanjutkan kuliahnya di Royal Academy Delft. Pada tahun 1859 ia berhasil mendapatkan ijazah Insinyur Sipil. Pada 4 Februari 1860 Sytze Westerbaan Muurling diangkat sebagai Direktur pekerjaan umum Hindia-Belanda atas perintah Menteri Koloni.
Imam Mubarok, pemerhati sejarah Kediri menceritakan bahwa tujuan awal di bangunnya jembatan lama oleh Belanda adalah untuk mengintai dan memeriksa setiap orang yang melewati jembatan tersebut, “ini merupakan jembatan yang dibangun paska kekalahan Belanda dalam perang Jawa. Jadi perang Jawa ini mengahabiskan pundi-pundi godennya Belanda, dimana strategi perang yang dilakukan oleh Pageran Diponegoro dan anak buahnya selama 5 tahun itu menghabiskan biaya yang luar biasa besar. Sehingga Belanda membuat strategi salah satunya adalah membangun residen-residen yang ada di wilayah-wilayah jajahannya, salah satunya di Kediri, jadi membangun itu yang pertama bentengnya, benteng Belanda yang sekarang adalah kantor Polres Kediri kota itu adalah benteng Belanda, terus kantor Karisidenan itu didepan bundaran Sekartaji, dan rumah residen yang berada di rumah dinas Kapolres. Jadi setrateginya adalah bagaimana jembatan yang ada ini sekaligus menjadi tempat monitoring dengan membangun benteng, benteng ini ada tempat pengintaiannya juga, dimana setiap orang yang masuk lewat jembatan itu diintai dan diperiksa oleh Belanda, memudahkan. Sebab ini jalan satu-satunya menuju wilayah Surabaya dan sekitarnya”, paparnya.
Jembatan lama pertama kali dibangun pada tahun 1855, saat itu pebanguan jembatan lama sempat mendapatkan keberatan dari insinyur kepala dari Waterstaatsaf Deeling Soerabaia (Dinas Pekerjaan Umum Unit Surabaya). Keberatan tersebut karena tiang batu yang besar diduga akan menghindarkan aliran sungai. Namun, keberatan tersebut dianggap tidak berlandasan. Pada September 1859 fondasi penopang jembatan bagian barat telah selesai dibangun.
Juli 1861 pembangunan jembatan mengalami kendala, pemasangan paku bumi di di tengah jembatan macet karena mengalami kesulitan teknis dan pekerjaan jembatan dihentikan. Tak berhenti disitu, pembangunan jembatan lama dilanjutkan pada 18 September 1865, dan diperkirakan selesai dalam waktu 2 tahun. Namun hingga 18 September 1867 pembangunan jembatan belum juga selesai karena terkendala masalah teknis. Akhirnya pembangunan jembatan lama terselesaikan pada 11 Maret 1869, dan jembatan resmi dibuka oleh kolonial Belanda pada 18 Maret 1869 sebagai “groote postweg” atau jalan raya.
Imam Mubarok juga menyampaikan bahwa Jembatan lama sempat akan di robohkan karena peperangan, “jembatan ini adalah saksi sejarah dimana pada perang grilya, pada agresi kedua, Jepang maupun Belanda juga pernah mau mengahancurkan jembatan ini sendiri karena perang dikala itu. Namun berkat kesigapan Jembatan ini bisa diselamatkan”, tambahnya.
Hingga saat ini, jembatan yang telah dibangun sejak masa penjajahan Belanda tersebut terlihat masih kokoh. Kokohnya jembatan tersebut karena di bawah jembatan terdapat pemecah banjir yang bermanfaat untuk melindungi kontruksi bagian bawah sehingga ketika air melewati jembatan sebesar apapun, jembatan lama tidak akan goyah. Tak hanya jembatannya yang masih uutuh hingga saat ini, namun juga masih ada beberapa benda yang tetap kokoh sejak dulu, diantaranya pagar pembatas, trotoar jembatan, serta lampu hias dikanan kiri jembatan.