Kota Kediri Masuk 10 Besar Indeks Toleransi Tinggi di Indonesia

Kediri Dalam Berita | 30/03/2022

Surya.co.id

 
surya.co.id/didik mashudi
 
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menghadiri Seminar Kebangsaan Moderasi Kehidupan Beragama untuk Merawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Gereja Getsemani, Senin (28/3/2022) malam. 
 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Kota Kediri menjadi salah satu dari 10 besar kota yang memiliki Indeks Toleransi tinggi di Indonesia.

Sehingga kerukunan antar umat beragama dan penganut kepercayaan berlangsung harmonis.

“Survey yang dilakukan Setara Institute, tahun lalu Kota Kediri masuk dalam 10 besar kota Indeks Toleransi tinggi di Indonesia skornya 5,583," ungkap Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat membuka Seminar Kebangsaan Moderasi Kehidupan Beragama untuk Merawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Gereja Getsemani, Senin (28/3/2022) malam.

Ditambahkan Wali Kota, kondisi itu masih diperkuat dengan Indeks Kerukunan Umat Beragama di Kota Kediri kategori tinggi dengan skor 3,97 dari (angka maksimal) 5.

Wali kota mengajak seluruh elemen di Kota Kediri untuk terus menjaga Kota Kediri selalu kondusif.

Karena dengan Indeks toleransi yang tinggi akhirnya berdampak pada Kota Kediri menjadi kota yang layak huni.

Tahun 2020 nilai Indeks Layak Huni Kota Kediri mencapai 72,60 dan pada 2021 mencapai 77,80.

Hal itu dicapai karena di Kota Kediri menjunjung tinggi toleransi di tengah banyaknya perbedaan.

“Banyak tokoh agama dan tokoh masyarakat daerah lain yang bertanya pada Paguyuban Antar Umat Beragama dan Pemerintah Kota Kediri bagaimana di Kota Kediri bisa kondusif," ujarnya.

Wali kota menjelaskan, selalu duduk bersama namun bukan bicara mana yang besar, mana kecil.

Tapi duduk bersama mendiskusikan bagaimana hidup bersama dan itu kita implementasikan.

"Ide gagasannya bagaimana membuat Kota Kediri kondusif dan semua bisa hidup bersama,” jelasnya.

Diingatkan kepada masyarakat agar tidak mudah terpecah belah oleh hoax.

Saat mendapat berita harus dipastikan kebenarannya sebelum membagikannya.

Wali kota juga meminta generasi muda dilibatkan dalam kegiatan di tempat ibadah agar nantinya generasi di Kota Kediri ini tidak hanya hebat, namun juga terarah karena sudah terbiasa dengan tempat ibadah.

"Sebentar lagi akan ada bandara dan jalan tol di Kediri. Akan ramai sekali kota ini. Kita harus siapkan generasi-generasi muda di Kota Kediri. Pemerintah menyiapkan SDM di Kota Kediri serta meminta dilibatkan anak-anak muda mengikuti kegiatan-kegiatan di tempat ibadah agar mereka terarah," ungkapnya.

Seminar kebangsaan menghadirkan narasumber dosen IAIN Kediri DR Taufik Al Amin dan Ketua Umum Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Jatim Pendeta DR Timotius Kabul.