Kediri, koranmemo.com – Pandemi covid-19 mendorong kesadaran masyarakat akan ketahanan pangan atau produksi tanaman pangan dengan skala rumahan. Sebanyak tujuh kelurahan di Kota Kediri telah memiliki rumah kaca atau greenhouse yang dimanfaatkan untuk menanam sayur dengan sistem hidroponik yang akhir-akhir ini mulai digemari oleh masyarakat urban.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri, Mohamad Ridwan, menjelaskan, Kota Kediri sedikitnya ada delapan green house yang tergabung dalam program padat karya tersebar di tujuh kelurahan. Dua rumah kaca ada di Kelurahan Bandar Kidul. Sementara masing masing 1 rumah kaca berada di Kelurahan Mojoroto, Ngronggo, Bangsal, Singonegaran, Ringinanom, dan Sukorame.
Ridwan mengatakan bahwa jumlah tersebut akan terus bertambah sesuai dengan usulan dari masyarakat. “Bagi warga yang mau mengusulkan pendirian green house hidroponik di lingkungannya bisa melalui Musrenbang Kelurahan,” jelasnya.
Menurutnya, rumah kaca akhir-akhir ini diminati masyarakat karena bisa menjadi solusi ketahanan pangan. Selain hasilnya bisa dijual, sayur hasil panen hidroponik bisa dikonsumsi oleh para petani urban di tiap kelurahan. “Kecenderungan ini muncul karena kesadaran akan ketahanan pangan didorong juga kondisi pandemi,” imbuhnya.
Model pertanian dengan memanfaatkan rumah kaca dan media tanpa tanah ini sudah dikampanyekan oleh para penyuluh pertanian. Pemerintah Kota Kediri juga menyiapkan para penyuluh pertanian untuk memberikan pendampingan kepada para petani.
“Setiap kelurahan ada penyuluh pertanian yang bertugas untuk memberikan pendampingan kepada para petani termasuk petani hidroponik juga,” papar Ridwan.
Manfaat dari rumah kaca fasilitas pemerintah daerah ini sudah dirasakan oleh petani hidroponik di Kelurahan Sukorame, Kota Kediri. Mereka berhasil menanam dan memanen sayuran dengan pendampingan penyuluh pertanian. Hasil dari rumah kaca ini pun dirasakan oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok padat karya kelurahan.
Pengelola rumah kaca, Kasiono, menceritakan, hasil panen rupanya sudah diminati oleh konsumen. Sayuran yang mereka tanam banyak diburu oleh orang-orang untuk melengkapi makanan sehat mereka. “Keuntungan yang kita dapat lumayan, hasil penjualan bisa kami ambil keuntungan dan bisa kami manfaatkan kembali untuk penyemaian berikutnya,” paparnya.
Selain menjual, Kasiono juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat dari sayuran hidroponik kepada konsumennya. “Banyak manfaatnya, apalagi sayuran ini kan dikelola secara organik, tanpa bahan kimia sama sekali, jadi benar-benar alami,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk penanganan terhadap hama dia mengandalkan bahan-bahan alami juga, tidak menggunakan pestisida kimia sama sekali. “Salah satunya kita menggunakan cabai, bawang, daun mindi dan sebagainya untuk penanganan hama,” pungkasnya.