Tidak Hanya Vaksin, Terapi Plasma Darah Konvalasen Juga Dinilai Efektif

berita | 18/01/2021

Pelaksanaan program vaksinasi masal dari pemerintah pusat menjadi sebuah titik terang penanganan Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, melalui vaksinasi ini, kemungkinan angka kasus Covid-19 di Indonesia dapat terus ditekan.

 

Meski demikian, selain vaksin ada sebuah metode medis yang sudah cukup lama digunakan pada pandemi flu spanyol pada tahun 1918, wabah flu babi, SARS dan ebola, serta MERS di beberapa tahun lalu. Menurut sejumlah literatur, hal ini juga dinilai cukup efektif untuk menekan angka kasus Covid-19. Metode tersebut dikenal dengan terapi plasma darah konvalesen.

 

Dilansir dari laman resmi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), cara kerja terapi plasma darah konvalesen ini adalah dengan memberikan plasma atau bagian darah yang mengandung antibodi dari orang yang telah sembuh (survivor atau penyintas) kepada pasien yang sakit.

 

Hal tersebut serupa dengan pernyataan dr. Fauzan Adima, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri yang menjelaskan bagaimana cara kerja terapi plasma darah konvalesen ini. 

 

“Sebenarnya konsepnya hampir sama seperti vaksin, jika vaksin menginjeksikan virus yang sudah dilemahkan ke tubuh dengan harapan tubuh dapat memproduksi antibodi terhadap virus tersebut, begitu juga dengan terapi plasma darah konvalesen ini, namun bedanya untuk terapi plasma darah konvalesen ini menginjeksikan antibodi dari penyintas yang sudah terbentuk kepada penderita, sehingga pasien tersebut memiliki antibodi untuk melawan virus (Covid-19)”,jelasnya, saat ditemui diruangannya, Jum’at (15/1).

 

Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengakuan dari dr. Ira Widyastuti, Kepala Unit PMI Kota Kediri yang menyatakan pernah merawat pasien Pneumonia dengan metode terapi plasma darah. 

 

“Seseorang yang sudah mendapat plasma darah, tingkat kesembuhannya tinggi, saya pernah menangani pasien dengan Pneumonia berat dan ia melakukan terapi plasma darah konvalesen ini, cukup satu kantong (200 cc), satu hari kemudian kondisinya sudah berangsur membaik bahkan menghilang Pneumonianya”,ujarnya, Jum’at (15/1).

 

Kendati demikian, meski telah ditemukan berbagai macam cara untuk menekan kasus Covid-19 melalui pembentukan antibodi, baik melalui vaksin maupun terapi plasma darah, Pemerintah Kota Kediri tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada. “Protokol kesehatan 3M tetap harus dijalankan, jangan sampai lengah”, pungkas Fauzan.

 

*(Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri)*