Walikota Kediri Salurkan Kartu Sahabat: Saldonya Tidak Akan Hangus Sampai Desember

berita | 01/05/2020

walikota kediri abdullah abu bakar mas abu

Pemerintah Kota Kediri kembali menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Hari ini Jumat (1/5) penyaluran bantuan dilakukan di Kelurahan Ngronggo. Dimana jumlah penerima bantuan di Kelurahan Ngronggo sebesar 695 KK. Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar meninjau secara langsung penyaluran bantuan ini. Walikota Kediri didampingi Plt Asisten Administrasi Umum Setda Kota Kediri Chevy Ning Suyudi, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Triyono Kutut, Kepala Bulog Sub Divre V Kediri Mara Kamin Siregar,  Lurah Ngronggo Miftahur Rozaq, serta Relawan Dinas Sosial Kota Kediri.

Bantuan ini berupa beras 10 kg dan uang melalui Kartu Sahabat sebesar 200 ribu setiap bulan selama bulan April, Mei, dan Juni. Para penerima bantuan dapat mengambil uang tersebut di Bank Jatim. Namun masyarakat tidak perlu berbondong-bondong untuk langsung ke Bank Jatim karena uang ini tidak akan hangus hingga Desember 2020.

walikota kediri abdullah abu bakar mas abu

Pada kesempatan ini, Walikota Kediri menjelaskan bantuan ini bersumber dari APBD Kota Kediri bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 yang berada diluar database PKH dan BLT. "Kita sudah masukkan data sebanyak 23.840 KK," jelasnya.

Selain itu Walikota Kediri juga menyampaikan 5 golongan masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan. Pertama, ASN, anggota TNI dan anggota Polri. Kedua, pegawai BUMD maupun BUMN. Ketiga, pegawai swasta dengan gaji diatas UMK. Keempat, pensiunan ASN, TNI dan Polri. Kelima, wiraswasta dengan gaji diatas UMK. "Simpel saja lainnya itu yang terdampak asalkan mendaftar ke kelurahan kita akan layani," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Triyono Kutut mengatakan sampai dengan saat ini bantuan bagi masyarakat terdampak Covid-19 telah tersalurkan di kurang lebih 15 kelurahan. "Selanjutnya akan terus disalurkan. Besok hari Sabtu kita juga akan lakukan penyaluran bantuan ini," ungkapnya.

Untuk proses validasinya, Triyono Kutut menjelaskan bahwa memang dibutuhkan waktu hampir satu setengah bulan. "Kita memang harus berhati-hati. Data memang benar-benar dicocokkan agar nantinya tidak ada permasalahan," pungkasnya.