Walikota Kediri Buka Diklat Jurnalis Pelajar 2015

berita | 09/11/2015

"Media massa memiliki peran strategis dalam pembangunan. Yakni sebagai agen perubahan yang bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat dengan memuat berita-berita yang berimbang," Ujar Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar saat membuka Diklat Jurnalis Pelajar 2015 di Bukit Daun Hotel dan Resort, Sabtu ( 7/11).

Mas Abu panggilan akrab Walikota Kediri mengatakan, dunia jurnalistik banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan media massa. "Jurnalistik mampu mendorong kemajuan teknologi. Dunia jurnalistik juga banyak memberikan manfaat terutama untuk pengembangan kemampuan," ujarnya.

Oleh karena itu , lanjut Mas Abu, dunia jurnalistik perlu dikenalkan sejak dini dan para pelajar perlu dikenalkan dan belajar tentang jurnalistik.

"Pelajar sebagai bagian dari kelompok terdidik harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan potensinya, salah satunya adalah dibidang tulis menulis," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Mas Abu berharap peserta dapatmenyerap ilmu sebanyak-banyaknya untuk bekalnya menjadi seorang jurnalis. "saya berharap nantinya para pelajar dapat menerapkan ilmunya di sekolah masing-masing," katanya.

Sementara itu Irwan  Mahmukin selaku  ketua panitia  mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan ketrampilan pelajar dalam bidang jurnalistik. "Dalam Diklat tersebut diajarkan bagaimana cara meliput dan menulis berita yang baik," katanya.

Irwan berharap, diklat jurnalistik ini dapat sebagai wadah peningkatan wawasan dan pengetahuan para pelajar mengenai dunia pers dan jurnalistik.

"Selain itu nantinya para peserta dapat memahami bagaimana menjalani profesi jurnalistik yang profesional," katanya.

Diklat yang digelar oleh PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) diikuti oleh 50 pelajar SMA/MA/MAN se-Kota Kediri. Hadir  sebagai narasumber  Cornelius Vrian dengan materi Pengetahuan tentang wartawan secara umum, Gimo Hadi Wibowo dengan materi Teknik menulis media massa,Yudha Kriswanto dengan materi pengetahuan fotografi dasar jurnalistik, Muhammad Ulul Hadi dengan materi Jurnalisme radio, dan Rofi dengan materi Jurnalisme televisi.Di akhir pelatihan, para peserta diwajibkan menulis sebuah narasi yang bertujuan untuk menggali potensi mereka setelah mengikuti diklat.