Ini Saatnya Tenun Ikat Kediri Dikenal Dunia

berita | 30/07/2015

Kota Kediri memiliki produk kain lokal yang sangat bernilai tinggi dan menjadi ciri khas kota tersebut. Belum banyak khalayak mengetahui Kediri menghasilkan kain tenun ikat yang dikerjakan dalam bentuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dari Kelurahan Bandar Kidul, Mojoroto, Kota Kediri.

"Saya hadir di sini untuk memperkenalkan tenun kediri, nama produknya tenun ikat Kediri. Ini bukan kali pertama saya memperkenalkan tenun ikat Kediri. Beberapa duta besar sudah saya perkenalkan," kata istri Walikota Kediri Ferry Silviana Feronica saat ditemui seusai berjumpa denga Minister UK for Small Business Anna Soubry saat acara Women in Leadership in The UK and Indonesia yang digagas Kedubes Inggris, Selasa (28/7), di Jakarta.

"Harapan saya tenun ikat kediri akan mendunia," kata Silviana yang akrab dipanggil Bunda Fei oleh warga ini. Silviana juga telah melangkah lebih jauh untuk mewujudkan keinginannya ini. "Saya juga sudah berkolaborasi dengan desainer Lulu Lutfi Labibi untuk mengembangkan mode dan fashion. Saya ingin tenun ikat kediri makin mendunia".

Lulu Lutfi Labibi sendiri saat ini dikenal sebagai desainer muda Indonesia yang sangat mengandalkan bahan kain tradisional Indonesia.

Silviana mengakui bahwa jenis usaha di Kediri memang banyak, tapi untuk kerajinan, produk ukm tenun ikat merupakan yang terbaik. "Karena ini menyangkut fashion, semua kota punya batik, tapi saya mau bilang kalau tenun di kediri sangat layak diangkat. Banyak yang bikin campaign batik tapi sepertinya hanya ikut-ikutan, dan kami punya tenun ikat yang memang sudah lama ada di kediri. Tenun ikat merupakan tradisi yang sangat bernilai," katanya lagi.

"Saya sebagai Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) harus melakukan sesuatu dengan memasarkan produk itu. Salah satunya saya kolaborasi dengan desainer atau menghadiri pertemuan-pertemuan seperti saat ini," katanya.

Beberapa kendala memang diungkap Silviana dalam mengangkat UKM tenun ini. "Tenun ini kita sudah ekspor. Permintaan sebenarnya banyak, tapi karena ini hand made jadi nggak bisa banyak dan cepat diciptakan, ini berarti kan buka karena tidak diminati. Makanya karena punya nilai tersendiri, kita harus mendukung promosi dengan cara yang berbeda juga."

Berbagai usaha yang dilakukan Silviana ini diharapkan semakin berdampak. "Saya ajak dinas perindustrian untuk ikut mendukung. Yang terlibat di UKM ini satu desa, Desa Bandar Kidul namanya yang lebih dari 15 home industri dengan karyawan 50-60 orang. Tentu ini potensi ekonominya besar," katanya.

Niat Pemerintah Kota Kediri untuk bantu promosi mendukung tenun ikat ini merupakan langkah kecil yang sangat berarti buat warga.