Parade Budaya Kota Kediri 2014

berita |

Siswa Papua Tampil dengan Tari Yospan

Parade budaya peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-1135 Kota Kediri tak hanya diikuti oleh warga kota. Namun dalam acara yang berlangsung kemarin itu juga dimeriahkan puluhan siswa asal Papua.

Mereka berada di Kota Kediri untuk mengikuti program peningkatan mutu pelajar. Yang menarik, para pelajar dari Bumi Cenderawasih itu pun berpartisipasi dengan mem­bawakan tari Yospan.

Kehadiran puluhan muda-mudi yang tangan dan kaki dan kepalanya dihiasi rumbai-rumbai ini langsung menarik perhatian pengunjung di depan Stadion Brawijaya. Apalagi, saat di depan panggung sekitar 60 siswa SMA ini kompak menari Yospan Di Papua, tari ini biasanya untuk penyambutan.

Pada bagian depan ada yang membawa papan kertas bertuliskan pelajar Papua Kota Kediri. "Di sini ada 63 pelajar asal Papua,” kata Nina, salah satu pelajar Pap­ua, sembari menyebut mereka belajar di sejumlah sekolah negeri dan swasta.

Meski mengikuti parade budaya yang digelar di luar daerah, muda-mudi ini terlihat enjoy menari Yospan. Sesekali mereka saling lempar senyum dengan teman-temannya. Hal tersebut membuat penonton di sepanjang jl Ahmad Yani, depan Stadion Brawijaya, tak melepaskan pandangan dari mereka. Apalagi, wajah para pelajar ini juga dilukis layaknya tradisi Papua. Selain rombongan pelajar Papua, parade budaya yang berlangsung mulai pukul 13.30 hingga 16.00 ke­marin juga menyuguhkan berbagai hal menarik. Mulai ratusan pelajar yang memakai kreasi busana dari batik, hingga pelajar dan warga umum yang mengikuti festival prajurit. Di bagian depan, WaliKota Abdul­lah Abu Bakar bersama sejumlah kepala satuan kerja (satker) pun ikut berjalan hingga finish di balai kota. Uniknya, mereka mengenakan baju jaranan. Bahkan, wali kota yang akrab disapa Mas Abu didaulat melecutkan pecut ke jalan. Itu sebagai tanda dimulainya parade budaya. Dalam sambutannya, Abu menegaskan, komitmennya untuk mewujudkan Kota Kediri sebagai kota budaya. “Ulang tahun hari jadi Kota Kediri ini jadi spirit bersama. Budaya harus diayomi bersama. Kota Kediri adalah kota sejarah yang harus diuri-uri,” terangnya. Selain dikenal sebagai kota perdagangan dan kota pendidikan, Abu menyebut, Kediri tak bisa lepas dari budaya. Makanya, ke depan pemkot akan lebih banyak menggelar festi­val budaya. Sehingga, tak hanya generasi sekarang saja yang berkomitmen melestarikannya. Melainkan, juga generasi selanjutnya.

Terpisah, Koordinator Parade Budaya Kota Kediri Agus Suharmaji mengatakan, dilihat dari jumlah peserta, kegiatan tahun ini diikuti lebih banyak peserta. “Kualitas dandanan untuk festival fashion dan festival prajurit juga jauh lebih baik Alhamdulillah," paparnya.

Ditanya tentang keterlibatan pu­luhan muda-mudi asal Papua ke­marin, dia menyebut, mereka memang siswa yang mengikuti program peningkatan mutu belajar yang digelar oleh Kementerian Pendidi­kan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Tujuannya, agar siswa di Papua juga mendapat kesempatan mengenyam pendidikan seperti siswa di Jawa. “Keikutsertaan mereka dalam parade budaya sebagai wujud kecintaan pada Kota Kediri,” imbuhnya.